Thursday, March 12, 2015

Asal usul batu Bacan

Sebagian masyarakat di Indonesia memang tengah dihebohkan dengan hobi lama yang kini tengah menjadi sebuah tren baru, yaitu hobi menggunakan batu cincin. Tren pria yang kini turut pula menghinggapi kaum wanita ini kian menjadi hobi yang berkembang manakala batu Bacan mulai dikenal secara luas di awal tahun 2010-an.

Hobi ini sebenarnya memang telah dikenal masyarakat Indonesia sejak lama. Selain untuk digunakan sebagai aksesori dan hiasan, batu-batu cantik ini juga memiliki nilai investasi jangka panjang yang cukup menggiurkan, terutama bagi para kolektor. Adapun beberapa jenis batu yang kerap dijadikan koleksi diantaranya seperti batu mulia, batu akik dan permata.
Batu-batu cantik dan unik ini tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia dan kini telah menjadi komoditi untuk dipasarkan hingga ke berbagai negara di dunia. Harganya pun bervariasi, dari mulai ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah. Adapun salah satu batu mulia yang tengah naik daun saat ini adalah batu Bacan. Sesuai dengan namanya, batu Bacan berasal dari pulau Bacan yang terletak di wilayah Maluku Utara.

Asal-usul dan sejarah batu Bacan

Berdasarkan beberapa literatur yang membahas asal-usul dan bagaimana batu ini berkembang, ternyata secara historis penambangan batu Bacan lebih banyak dihasilkan di sebuah pulau yang bernama Pulau Kasiruta. Sedangkan pemberian nama "Bacan" yang kini telah melekat dan dikenal oleh masyarakat luas sebenarnya dikarenakan Pulau Bacan adalah lokasi pertama dimana batu berwarna dominan hijau semburat biru itu pertama kali diperdagangkan.

Lama sebelum menjadi populer seperti sekarang ini, sebenarnya peminat batu Bacan ini sudah ada sejak dulu. Orang-orang dari kerajaan Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan sendiri sudah mulai menggunakannya sebagai perhiasan semenjak berabad-abad lalu.

Keunikan dan keistimewaan Batu Bacan

Kandungan mineral Batu Bacan yang bernama latin Chrysocolla Chalcedony ini merupakan perpaduan antara mineral Chrysocolla yang memberikan efek warna biru kehijauan serta mineral Chalcedony yang membuat batu ini menjadi sangat keras, yaitu dengan tingkat kekerasan 7 skala Mohs. Sebenarnya mineral bernama Chrysocolla ini merupakan batuan kapur dengan tekstur yang lunak. Namun menjadi keras saat bersenyawa dengan mineral Chalcedony. Posisi kepulauan Indonesia yang berada di wilayah Cincin Api Pasifik atau "Ring Of Fire" dengan banyak gunung api aktif secara geologis mampu menyebabkan terbentuknya batuan-batuan unik ini secara alami.

Bacan juga dikenal dengan istilah "batu hidup" yang artinya batu ini mampu berubah warna menjadi jauh lebih indah lagi atau yang secara istilah disebut sebagai super kristal. Kemampuan batu Bacan untuk berubah warna menjadi lebih cerah dalam ilmu gemologi karena disebabkan oleh kandungan Chrysocolla yang secara berangsur-angsur bergerak memisahkan diri dan keluar dari unsur Chalcedony melalui serat-seratnya. Pemisahan ini bahkan jauh lebih cepat apabila digunakan sebagai perhiasan sebab proses tersebut bisa dipengaruhi oleh suhu tubuh manusia yang cenderung hangat.
Jenis dan ragam batu bacan
Jenis dan ragam batu bacan

Perbedaan Batu Bacan Doko dan Batu Bacan Palamea

Bacan Doko memiliki warna yang lebih bervariasi dan beragam. Warna yang paling populer dan paling digemari adalah yang berwarna hijau cincau. Batu ini memiliki warna yang agak kehitaman dari luar namun akan berwarna hijau, biru laut, kuning, coklat teh atau warna kembang jika disinari dengan menggunakan lampu senter. Batu Bacan Doko juga ada yang berwarna hampir mirip dengan bacan Palamea yang berwarna bening, namun memang sangat jarang dan langka. Proses perubahan atau metamorfosis pada batu Bacan Doko lebih cepat jika dibandingkan dengan bacan Palamea. Oleh sebabnya batu ini kerap menjadi incaran para penghobi dan kolektor batu mulia.

Batu bacan Palamea umumnya memiliki satu warna hijau muda cerah. Komposisi kandungan kapur (Chrysocolla) bacan Palamea lebih banyak dibandingkan dengan bacan Doko. Seiring dengan perubahannya, batu bacan Palamea akan menghasilkan warna hijau seperti giok dengan tekstur halus yang mengkristal (tembus jika disinari dengan lampu senter). Keindahannya inilah yang membuat batu bacan Doko diburu oleh para kolektor batu mulia.

Popularitas Batu Bacan

Kepopuleran batu Bacan dipercaya bermula pada tahun 2010 dimana saat itu Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono disebut-sebut memberikan sebuah batu berwarna hijau kepada Presiden Amerika Serikat, Barack Obama sebagai cinderamata. Beberapa sumber menyebutkan jika sebenarnya batu berwarna hijau tersebut adalah batu giok Garut yang memiliki kemiripan dengan batu giok Tiongkok. Namun sentimen pasar mampu menggiring opini jika batu tersebut merupakan batu Bacan yang disinyalir memiliki harga yang fantastis, yaitu bernilai hingga 3 milyar rupiah.

Isu positif yang dihembuskan terhadap batu Bacan akhirnya mampu mendongkrak harga jual batu Bacan yang semula berkisar di angka ratusan ribu, kini bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Hal ini pula yang akhirnya membuat batu Bacan khas dari Maluku tersebut diminati bukan hanya dari pasar lokal, akan tetapi juga dari mancanegara.

Ciri-ciri batu Bacan yang asli

1. Mampu menggores kaca
Hampir sama dengan cara membedakan batu akik dan batu mulia asli yaitu apabila digesekkan ke sebuah kaca maka kaca tersebut akan tergores. Hal ini disebabkan karena tekstur batu yang jauh lebih keras dibanding kaca hingga mampu membuat kaca tergores.

2. Berserat
Jika ada istilah tak ada gading yang tak retak, maka begitu pun halnya dengan batu. Semua batu pasti memiliki serat meskipun sangat halus. Jadi apabila ada batu yang benar-benar mulus tanpa serat, maka justru malah dipertanyakan keasliannya.

4. Perangkat layar sentuh
Pembuktian dengan perangkat komunikasi layar sentuh/touchscreen (ponsel, iPad dan sebagainya) kerap menjadi salah satu jenis cara alternatif yang sering dipakai untuk mengetes keaslian dari batu Bacan. Meskipun belum ada penelitian ilmiah yang menyebutkan alasan mengapa batu Bacan bisa mengoperasikan perangkat layar sentuh, namun sebagian orang percaya bahwa kandungan mineral serta medan magnet yang terdapat pada batu Bacan menjadi salah satu faktor pemicunya. Untuk saat ini, pembuktian ini hanya berhasil dilakukan pada batu Bacan saja.

3. Bersertifikat
Sebagian batu Bacan yang asli kini telah dilengkapi dengan sertifikat. Namun biasanya batu bacan yang bersertifikat memiliki harga yang lebih mahal daripada yang tidak bersertifikat.

4. Gemolog
Untuk batu bacan yang tidak bersertifikat, Anda bisa cek keasliannya dengan cara meminta bantuan kepada gemolog atau pakar batu mulia.

No comments:

Post a Comment