Friday, March 13, 2015

5 Batu permata paling terkenal Bacan, idokras, kalsedon, akik gambar dan kalimaya

Jenis-jenis batu batu permata atau gemstone di Indonesia memang sangat variatif. Tak mengherankan jika batu mulia asal Indonesia menjadi sangat populer di dunia internasional. Hal tersebut seperti yang terlihat dari antusiasme pengunjung pada acara Pameran Batu Mulia Indonesia 2014.
Macam-macam batu mulia dari jenis-jenis akik sampai batuan yang lebih keras lagi memang bisa dibedakan dari berbagai sisi, misalnya dari bahan dasar pembuatan, warna-warnanya dan untuk beberapa penghobi adalah karena khasiatnya.
Saat ini, ada lima  jenis batu mulia yang paling banyak dicari. Kelima batu tersebut punya keindahan yang memukau. Tak mengherankan kalau harganya melambung. “Harganya di kisaran Rp5 juta hingga Rp50 juta,” ungkap kolektor batu mulia, Suwandi Gazali, di Jakarta, sebagaimana dikutip Metrotvnews.com.
Berikut lima jenis batu tersebut:
1. Bacan
Batu bacan (Chrysocolla) adalah batu permata atau batu mulia yang berasal dari Pulau Kasiruta, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Batu akik bacan ini sejatinya telah tersohor hingga mancanegara. Bukan hanya di masa kini, melainkan sejak abad pertengahan saat Tanah Air menjadi pusat rempah-rempah dunia.
Batu bacan dianggap ‘batu hidup’ karena kemampuannya berproses menjadi lebih indah secara alami. Sebagai contoh mengapa batu ini sampai mendapat nama sebagaui “batu hidup” adalah batu bacan yang semula berwarna hitam secara bertahap mampu berubah menjadi hijau. Tidak cukup berproses sampai di situ, berikutnya batu ini masih bisa berubah lagi dalam proses ‘pembersihan’ sehingga menjadi hijau bening seperti air. Untuk mempercepat proses tersebut biasanya pemilik batu bacan akan terus-menerus memakainya hingga berubah warnanya.
batu bacan batu mulia dari Maluku utara
Batu bacan batu mulia dari Maluku utara (teks dan foto: Indonesia.travel)
Nama bacan berasal dari nama pulau dan nama kerajaan di Maluku Utara. Batu bacan telah melambungkan nama daerah asalnya ke mancanegara. Sudah sejak lama penduduk di kawasan empat kerajaan Maluku (Terante, Tidore, Jailolo, dan Bacan) memanfaatkan keindahan batu yang berasal dari daerah mereka itu sebagai bahan perhiasan. Nama pulau penghasil batu bacan sendiri adalah Pulau Kasiruta. Akan tetapi, penisbahan nama bacan diawali dari tempat pertama kali batu itu diperdagangkan, yaitu Pulau Bacan yang tidak seberapa jauh jaraknya dari Pulau Kasiruta.
Aneka akik batu bacan (teks dan foto: Indonesia.travel)
Aneka akik batu bacan (teks dan foto: Indonesia.travel)
Dilansir indonesia.travel, keelokan batu bacan tidak hanya pada kemampuannya untuk terus ‘hidup’ berubah warna secara alami. Namun, beberapa jenis batu bacan untuk dapat menyerap senyawa lain dari bahan yang melekatinya. Seperti sebutir batu bacan hijau dokoyang dilekatkan dengan tali pengikat berbahan emas mampu menyerap bahan emas tersebut sehingga bagian dalam batunya muncul bintik-bintik emas.
Kalung bermata batu bacan (teks dan foto: Indonesia.travel)
Kalung bermata batu bacan (teks dan foto: Indonesia.travel)
Kemampuan batu bacan yang berubah warna secara alami dan mencerap bahan melekatinya itulah yang membuat pecinta batu mulia di luar negeri dari China, Arab, dan Eropa tercengang dan kagum terhadapnya. Selain itu, batu bacan juga memiliki tingkat kekerasan batu 7,5 skala Mohs seperti batu jamrud dan melebihi batu giok. Dengan keistimewaan dan keunggulan batu bacan itulah banyak pecinta batu mulia dari luar negeri memburunya sejak tahun 1994. Di Indonesia sendiri batu ini baru popular belakangan sejak 2005 dimana sekarang harganya sangat mahal serta kurang logis bagi orang awam.
Penambangan batu bacan sendiri di Pulau Kasiruta tidaklah mudah karena perlu penggalian tanah hingga lebih dari 10 meter. Penambang batunya perlu mencari di tanah terdalam demi mencari urat-urat galur batu bacan. Meski lebih identik dengan warna hijau, batu bacan sebenarnya memiliki ragam warna lain seperti kuning tua, kuning muda, merah, putih bening, putih susu, coklat kemerahan, keunguan, coklat, bahkan juga beragam warna lainnya hingga 9 macam.
Batu bacan diketahui telah menjadi perhiasan hampir setiap warga sejak masa empat kesultanan (Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan) di Maluku Utara, baik itu oleh pria maupun wanita. Bahkan, batu bacan terbaik menjadi penghias mahkota para sultan yang masih ada hingga saat ini seperti pada mahkota Kesultanan Ternate. Sering pula batu ini menjadi hadiah bagi tamu yang menyambangi pulau-pulau di Maluku. Tahun 1960 saat Presiden Soekarno berkunjung ke Pulau Bacan dihadiahi warga di sana berupa batu bacan. Presiden SBY juga sempat menghadiahi Presiden Amerika Serikat, yaitu Barrack Obama berupa cincin batu bacan saat berkunjung ke Indonesia.
Apabila Anda menyambangi Ternate, Tidore, Jailolo, atau pun Pulau Bacan maka pastikan mendapatkannya untuk sebuah cenderamata. Akan tetapi, perlu kecermatan memilih atau mintalah saran orang yang memahaminya terkait keasliannya. Hindari pula membeli batu bacan ‘mati’ yang dibentuk jadi mata kalung atau mata cincin dimana terkadang batu tersebut tidak akan mengalami proses apa-apa lagi.
Sebagai panduan singkat bahwa jenis batu bacan berkualitas yang umum dikenal dan beredar di pasaran ada dua, yaitu bacan doko dan bacan palamea. Bacan doko kebanyakan berwarna hijau tua sedangkan bacan Palamea berwarna hijau muda kebiruan. Nama palamea dan doko sendiri diambil dari nama desa di Pulau Kasiruta. Kedua desa tersebut memiliki deposit batu bacan cukup banyak selain di desa Imbu Imbu dan Desa Besori.
Batu bacan sendiri merupakan jenis batu krisokola yang kebanyakan berwarna hijau kebiruan. Kekerasan awal batu ini berkisar antara 3-4 pada skala Mohs. Batu Bacan berkualitas adalah yang telah mengalami proses silisifikasi sehingga kekerasannya mencapai 7 pada skala Mohs. Batu bacan yang sudah memproses alami akan terlihat mengkilat dan keras ketika sudah diasah.
Batu bacan dikenal memiliki dua jenis, yakni:
1. Batu bacan doko: Batu bacan Doko berasal dari nama desa tempat pertama kali batu ini di temukan yaitu di Desa Doko di Kepulauan Kasiruta. Batu bacan Doko memilki warna yang khas yaitu hijau tua.
2. Batu bacan Palmea: Nama ini juga diambilkan dari nama desa di pulau yang sama. Nmun demikian batu bacan palmea memiliki kekhasan tersendiri. Batu bacan palmea berwarna hijau muda kebiruan.
Bagi mereka yang percaya batu bacan juga memiliki khasiat tersendiri. Mereka percaya bahwa batu bacan memiliki kekuatan dengan pemiliknya bisa menjadi hidup lebih makmur di samping membuat pemakainya kelihatan lebih menarik dan berwibawa sehingga banyak disukai orang. Demikian mitos yang berkembang tantang khasiat batu bacan.
2. Idokras
Kebanyakan batu mulia idokras ini berwarna lumut hijau atau kadang menyerupai warna solar, yakni cokelat kekuning-kuningan. Dilansir luwuraya.com, idokras atau idocrase merupakan salah satu jenis permata yang sangat digemari dan diburu oleh kolektor permata dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Popularitas permata jenis ini melejit karena dikabarkan salah satu petinggi negeri ini mengenakan cincin dengan permata jenis ini.
Akik: batu mulia
Akik: batu mulia
Bahan mentah batu mulia idocrase aceh
Bahan mentah batu mulia idocrase belimbing
Bahan mentah batu mulia idocrase belimbing
Harga permata idocrase sudah ada yang dibanderol sampai ratusan juta rupiah. Saat ini hanya dikenal dua nama daerah sebagai sumber permata ini yaitu Sumatera Barat dan Nangroe Aceh Darussalam. Idocrase dari Sumatera Barat dkenal sebagai Sungai Dareh, mungkin dikarenakan jenis batu ini banyak didapatkan dari salah satu sungai di sana, dan Idocrase dari Aceh dikenal dengan nama giok Aceh atau nephrite Aceh.
Karena jumlahnya yang sangat terbatas dan daerah penambangan yang sulit dijangkau, dua jenis idocrase ini menjadi langka dan sulit didapatkan. Kalaupun ada yang tersedia pada etalase penjual permata, itupun bisa didapatkan dengan harga yang mahal.
Namun saat ini telah ditemukan jenis idocrase baru yang berasal dari Kabupaten Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan. Berawal dari trend pencinta permata melanda juga daerah Soroako dan Malili di Kabupaten Luwu Timur, sekumpulan pencinta akik mulai mengolah kerikil dan batu lokal menjadi permata.
Mereka membuat permata hanya untuk koleksi sendiri, bukan untuk diperjual-belikan. Tanpa sengaja, salah satu dari mereka memungut kerikil atau batu pecah yang ada di halaman mesjid tempat mereka berkumpul dan kemudian dibuat menjadi permata. Permata tersebut berwarna hijau kecoklatan atau Brownish Green dan terdapat totol-totol hitam. Penampilan permata ini tidak jauh berbeda dengan permata Sungai Dareh jenis Kumbang Janti. Perbedaan mencolok hanya dari warna dasarnya saja, Sungai Dareh Kumbang Janti lebih hijau cerah akan tetapi ada juga idocrase Luwu Timur yang berwarna hijau dan hijau kekuningan .
Salah seorang anggota perkumpulan pecinta permata lokal, Andi Zulkarnain mencoba mengirim sampel permata jenis ini ke salah satu laboratorium penguji permata dan hasilnya ternyata jenis permata ini adalah Idocrase Vesuvianite. Tentu hal ini sangat menggembirakan bagi pencinta permata lokal Nusantara khususnya perkumpulan pencinta akik lokal di Luwu Timur.
Dua warga di Kecamatan Nuha, H. Kahfy dan Musran, mengatakan jika batu jenis ini banyak terdapat di Soroako dan sekitarnya sehingga bagi pemburu permata idocrase tidak perlu khawatir kehabisan bahan.
Menurut kedua pentolan kumpulan pencinta akik Soroako tersebut, tidak tertutup kemungkinan akan ditemukan jenis batu akik lokal yang lebih bagus, kristal dan memiliki nilai yang lebih baik lagi dan bisa disejajarkan dengan jenis Bio Solar dari Aceh yang nilai jualnya sudah mencapau ratusan juta rupiah per bijinya.
Perkumpulan ini memberikan nama pada permata jenis ini yaitu Batu Verbeek atau Verbeek Stone dengan sebutan Sang Verbeek.
3. Kalsedon
Gemstone yang satu ini memiliki berbagai warna mulai dari merah, kuning, biru, hingga jingga, tapi yang utama ialah hijau. Batu permata ini seolah-olah diselimuti kabut, sehingga kelihatan memiliki cahaya kusam. Di Indonesia batu mulia jenis ini banyak dihasilkan di Jawa Barat dan Sulawesi Tenggara. Baru-baru ini, kalsedon juga ditemukan di Pacitan, Jawa Timur.
ChalcedonyChalcedony biru
Batu permata kalsedon (Chalcedony) adalah bentuk kriptokristalin dari silika, terdiri dari mineral kuarsa dan moganit yang saling bertumpuk. Kuarsa dan moganit merupakan mineral silika, namun kuarsa memiliki struktur trigonal sedangkan moganit bersifat monoklinik. Struktur kimia dari chalcedony adalah SiO2.
Data rinci tentang batu kalsedon bisa dilihat pada artikel: Batu Chalcedony.
4. Akik gambar
Batu ini memiliki keistimewaan karena punya wujud gambar yang terukir secara alami. Ada batu akik yang punya gambar menyerupai ayam, tokoh, atau pemandangan. Jangan heran semakin unik gambar dalam batu akik ini tentu harga jual akan ikut terdongkrak.
Batu gambar atau agate banyak ditemukan di Pacitan (Jawa Timur), Garut (Jawa Barat), dan Nusa Kambangan. Diyakini masih banyak lagi daerah penghasil batu gambar di Indonesia yang belum terkuak.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang akik gambar, silakan cek artikel: 20 Foto contoh akik krital agate: Murah tapi menawan dan juga artikel Wuuss! Batu akik bergambar Nyi Roro Kidul ini harganya Rp 5 miliar.
 5. Kalimaya (batu opal)
Batu yang juga disebut opal ini merupakan batu permata (gem) yang lembek, tapi banyak disukai orang. Harganya tergolong mahal. Opal bisa memancarkan cahaya berlian. Opal ditambang di India, Mesir, Australia, Meksiko. Khusus di Indonesia ada di Banten. Tidak berlebihan jika kalimaya dianggap sebagai batu terindah di dunia.

No comments:

Post a Comment