Friday, March 13, 2015

5 Batu permata paling terkenal Bacan, idokras, kalsedon, akik gambar dan kalimaya

Jenis-jenis batu batu permata atau gemstone di Indonesia memang sangat variatif. Tak mengherankan jika batu mulia asal Indonesia menjadi sangat populer di dunia internasional. Hal tersebut seperti yang terlihat dari antusiasme pengunjung pada acara Pameran Batu Mulia Indonesia 2014.
Macam-macam batu mulia dari jenis-jenis akik sampai batuan yang lebih keras lagi memang bisa dibedakan dari berbagai sisi, misalnya dari bahan dasar pembuatan, warna-warnanya dan untuk beberapa penghobi adalah karena khasiatnya.
Saat ini, ada lima  jenis batu mulia yang paling banyak dicari. Kelima batu tersebut punya keindahan yang memukau. Tak mengherankan kalau harganya melambung. “Harganya di kisaran Rp5 juta hingga Rp50 juta,” ungkap kolektor batu mulia, Suwandi Gazali, di Jakarta, sebagaimana dikutip Metrotvnews.com.
Berikut lima jenis batu tersebut:
1. Bacan
Batu bacan (Chrysocolla) adalah batu permata atau batu mulia yang berasal dari Pulau Kasiruta, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Batu akik bacan ini sejatinya telah tersohor hingga mancanegara. Bukan hanya di masa kini, melainkan sejak abad pertengahan saat Tanah Air menjadi pusat rempah-rempah dunia.
Batu bacan dianggap ‘batu hidup’ karena kemampuannya berproses menjadi lebih indah secara alami. Sebagai contoh mengapa batu ini sampai mendapat nama sebagaui “batu hidup” adalah batu bacan yang semula berwarna hitam secara bertahap mampu berubah menjadi hijau. Tidak cukup berproses sampai di situ, berikutnya batu ini masih bisa berubah lagi dalam proses ‘pembersihan’ sehingga menjadi hijau bening seperti air. Untuk mempercepat proses tersebut biasanya pemilik batu bacan akan terus-menerus memakainya hingga berubah warnanya.
batu bacan batu mulia dari Maluku utara
Batu bacan batu mulia dari Maluku utara (teks dan foto: Indonesia.travel)
Nama bacan berasal dari nama pulau dan nama kerajaan di Maluku Utara. Batu bacan telah melambungkan nama daerah asalnya ke mancanegara. Sudah sejak lama penduduk di kawasan empat kerajaan Maluku (Terante, Tidore, Jailolo, dan Bacan) memanfaatkan keindahan batu yang berasal dari daerah mereka itu sebagai bahan perhiasan. Nama pulau penghasil batu bacan sendiri adalah Pulau Kasiruta. Akan tetapi, penisbahan nama bacan diawali dari tempat pertama kali batu itu diperdagangkan, yaitu Pulau Bacan yang tidak seberapa jauh jaraknya dari Pulau Kasiruta.
Aneka akik batu bacan (teks dan foto: Indonesia.travel)
Aneka akik batu bacan (teks dan foto: Indonesia.travel)
Dilansir indonesia.travel, keelokan batu bacan tidak hanya pada kemampuannya untuk terus ‘hidup’ berubah warna secara alami. Namun, beberapa jenis batu bacan untuk dapat menyerap senyawa lain dari bahan yang melekatinya. Seperti sebutir batu bacan hijau dokoyang dilekatkan dengan tali pengikat berbahan emas mampu menyerap bahan emas tersebut sehingga bagian dalam batunya muncul bintik-bintik emas.
Kalung bermata batu bacan (teks dan foto: Indonesia.travel)
Kalung bermata batu bacan (teks dan foto: Indonesia.travel)
Kemampuan batu bacan yang berubah warna secara alami dan mencerap bahan melekatinya itulah yang membuat pecinta batu mulia di luar negeri dari China, Arab, dan Eropa tercengang dan kagum terhadapnya. Selain itu, batu bacan juga memiliki tingkat kekerasan batu 7,5 skala Mohs seperti batu jamrud dan melebihi batu giok. Dengan keistimewaan dan keunggulan batu bacan itulah banyak pecinta batu mulia dari luar negeri memburunya sejak tahun 1994. Di Indonesia sendiri batu ini baru popular belakangan sejak 2005 dimana sekarang harganya sangat mahal serta kurang logis bagi orang awam.
Penambangan batu bacan sendiri di Pulau Kasiruta tidaklah mudah karena perlu penggalian tanah hingga lebih dari 10 meter. Penambang batunya perlu mencari di tanah terdalam demi mencari urat-urat galur batu bacan. Meski lebih identik dengan warna hijau, batu bacan sebenarnya memiliki ragam warna lain seperti kuning tua, kuning muda, merah, putih bening, putih susu, coklat kemerahan, keunguan, coklat, bahkan juga beragam warna lainnya hingga 9 macam.
Batu bacan diketahui telah menjadi perhiasan hampir setiap warga sejak masa empat kesultanan (Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan) di Maluku Utara, baik itu oleh pria maupun wanita. Bahkan, batu bacan terbaik menjadi penghias mahkota para sultan yang masih ada hingga saat ini seperti pada mahkota Kesultanan Ternate. Sering pula batu ini menjadi hadiah bagi tamu yang menyambangi pulau-pulau di Maluku. Tahun 1960 saat Presiden Soekarno berkunjung ke Pulau Bacan dihadiahi warga di sana berupa batu bacan. Presiden SBY juga sempat menghadiahi Presiden Amerika Serikat, yaitu Barrack Obama berupa cincin batu bacan saat berkunjung ke Indonesia.
Apabila Anda menyambangi Ternate, Tidore, Jailolo, atau pun Pulau Bacan maka pastikan mendapatkannya untuk sebuah cenderamata. Akan tetapi, perlu kecermatan memilih atau mintalah saran orang yang memahaminya terkait keasliannya. Hindari pula membeli batu bacan ‘mati’ yang dibentuk jadi mata kalung atau mata cincin dimana terkadang batu tersebut tidak akan mengalami proses apa-apa lagi.
Sebagai panduan singkat bahwa jenis batu bacan berkualitas yang umum dikenal dan beredar di pasaran ada dua, yaitu bacan doko dan bacan palamea. Bacan doko kebanyakan berwarna hijau tua sedangkan bacan Palamea berwarna hijau muda kebiruan. Nama palamea dan doko sendiri diambil dari nama desa di Pulau Kasiruta. Kedua desa tersebut memiliki deposit batu bacan cukup banyak selain di desa Imbu Imbu dan Desa Besori.
Batu bacan sendiri merupakan jenis batu krisokola yang kebanyakan berwarna hijau kebiruan. Kekerasan awal batu ini berkisar antara 3-4 pada skala Mohs. Batu Bacan berkualitas adalah yang telah mengalami proses silisifikasi sehingga kekerasannya mencapai 7 pada skala Mohs. Batu bacan yang sudah memproses alami akan terlihat mengkilat dan keras ketika sudah diasah.
Batu bacan dikenal memiliki dua jenis, yakni:
1. Batu bacan doko: Batu bacan Doko berasal dari nama desa tempat pertama kali batu ini di temukan yaitu di Desa Doko di Kepulauan Kasiruta. Batu bacan Doko memilki warna yang khas yaitu hijau tua.
2. Batu bacan Palmea: Nama ini juga diambilkan dari nama desa di pulau yang sama. Nmun demikian batu bacan palmea memiliki kekhasan tersendiri. Batu bacan palmea berwarna hijau muda kebiruan.
Bagi mereka yang percaya batu bacan juga memiliki khasiat tersendiri. Mereka percaya bahwa batu bacan memiliki kekuatan dengan pemiliknya bisa menjadi hidup lebih makmur di samping membuat pemakainya kelihatan lebih menarik dan berwibawa sehingga banyak disukai orang. Demikian mitos yang berkembang tantang khasiat batu bacan.
2. Idokras
Kebanyakan batu mulia idokras ini berwarna lumut hijau atau kadang menyerupai warna solar, yakni cokelat kekuning-kuningan. Dilansir luwuraya.com, idokras atau idocrase merupakan salah satu jenis permata yang sangat digemari dan diburu oleh kolektor permata dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Popularitas permata jenis ini melejit karena dikabarkan salah satu petinggi negeri ini mengenakan cincin dengan permata jenis ini.
Akik: batu mulia
Akik: batu mulia
Bahan mentah batu mulia idocrase aceh
Bahan mentah batu mulia idocrase belimbing
Bahan mentah batu mulia idocrase belimbing
Harga permata idocrase sudah ada yang dibanderol sampai ratusan juta rupiah. Saat ini hanya dikenal dua nama daerah sebagai sumber permata ini yaitu Sumatera Barat dan Nangroe Aceh Darussalam. Idocrase dari Sumatera Barat dkenal sebagai Sungai Dareh, mungkin dikarenakan jenis batu ini banyak didapatkan dari salah satu sungai di sana, dan Idocrase dari Aceh dikenal dengan nama giok Aceh atau nephrite Aceh.
Karena jumlahnya yang sangat terbatas dan daerah penambangan yang sulit dijangkau, dua jenis idocrase ini menjadi langka dan sulit didapatkan. Kalaupun ada yang tersedia pada etalase penjual permata, itupun bisa didapatkan dengan harga yang mahal.
Namun saat ini telah ditemukan jenis idocrase baru yang berasal dari Kabupaten Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan. Berawal dari trend pencinta permata melanda juga daerah Soroako dan Malili di Kabupaten Luwu Timur, sekumpulan pencinta akik mulai mengolah kerikil dan batu lokal menjadi permata.
Mereka membuat permata hanya untuk koleksi sendiri, bukan untuk diperjual-belikan. Tanpa sengaja, salah satu dari mereka memungut kerikil atau batu pecah yang ada di halaman mesjid tempat mereka berkumpul dan kemudian dibuat menjadi permata. Permata tersebut berwarna hijau kecoklatan atau Brownish Green dan terdapat totol-totol hitam. Penampilan permata ini tidak jauh berbeda dengan permata Sungai Dareh jenis Kumbang Janti. Perbedaan mencolok hanya dari warna dasarnya saja, Sungai Dareh Kumbang Janti lebih hijau cerah akan tetapi ada juga idocrase Luwu Timur yang berwarna hijau dan hijau kekuningan .
Salah seorang anggota perkumpulan pecinta permata lokal, Andi Zulkarnain mencoba mengirim sampel permata jenis ini ke salah satu laboratorium penguji permata dan hasilnya ternyata jenis permata ini adalah Idocrase Vesuvianite. Tentu hal ini sangat menggembirakan bagi pencinta permata lokal Nusantara khususnya perkumpulan pencinta akik lokal di Luwu Timur.
Dua warga di Kecamatan Nuha, H. Kahfy dan Musran, mengatakan jika batu jenis ini banyak terdapat di Soroako dan sekitarnya sehingga bagi pemburu permata idocrase tidak perlu khawatir kehabisan bahan.
Menurut kedua pentolan kumpulan pencinta akik Soroako tersebut, tidak tertutup kemungkinan akan ditemukan jenis batu akik lokal yang lebih bagus, kristal dan memiliki nilai yang lebih baik lagi dan bisa disejajarkan dengan jenis Bio Solar dari Aceh yang nilai jualnya sudah mencapau ratusan juta rupiah per bijinya.
Perkumpulan ini memberikan nama pada permata jenis ini yaitu Batu Verbeek atau Verbeek Stone dengan sebutan Sang Verbeek.
3. Kalsedon
Gemstone yang satu ini memiliki berbagai warna mulai dari merah, kuning, biru, hingga jingga, tapi yang utama ialah hijau. Batu permata ini seolah-olah diselimuti kabut, sehingga kelihatan memiliki cahaya kusam. Di Indonesia batu mulia jenis ini banyak dihasilkan di Jawa Barat dan Sulawesi Tenggara. Baru-baru ini, kalsedon juga ditemukan di Pacitan, Jawa Timur.
ChalcedonyChalcedony biru
Batu permata kalsedon (Chalcedony) adalah bentuk kriptokristalin dari silika, terdiri dari mineral kuarsa dan moganit yang saling bertumpuk. Kuarsa dan moganit merupakan mineral silika, namun kuarsa memiliki struktur trigonal sedangkan moganit bersifat monoklinik. Struktur kimia dari chalcedony adalah SiO2.
Data rinci tentang batu kalsedon bisa dilihat pada artikel: Batu Chalcedony.
4. Akik gambar
Batu ini memiliki keistimewaan karena punya wujud gambar yang terukir secara alami. Ada batu akik yang punya gambar menyerupai ayam, tokoh, atau pemandangan. Jangan heran semakin unik gambar dalam batu akik ini tentu harga jual akan ikut terdongkrak.
Batu gambar atau agate banyak ditemukan di Pacitan (Jawa Timur), Garut (Jawa Barat), dan Nusa Kambangan. Diyakini masih banyak lagi daerah penghasil batu gambar di Indonesia yang belum terkuak.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang akik gambar, silakan cek artikel: 20 Foto contoh akik krital agate: Murah tapi menawan dan juga artikel Wuuss! Batu akik bergambar Nyi Roro Kidul ini harganya Rp 5 miliar.
 5. Kalimaya (batu opal)
Batu yang juga disebut opal ini merupakan batu permata (gem) yang lembek, tapi banyak disukai orang. Harganya tergolong mahal. Opal bisa memancarkan cahaya berlian. Opal ditambang di India, Mesir, Australia, Meksiko. Khusus di Indonesia ada di Banten. Tidak berlebihan jika kalimaya dianggap sebagai batu terindah di dunia.

Batu Bacan Doko dan Bacan Palamea Dari Maluku Utara Masih Tebar Pesona

Batu Cincin Bacan

Pesona batu bacan doko dan batu bacan palamea memang tak ada habisnya. Apakah harga batu Bacan yang mahal ini juga dinikmati manfaatnya oleh para penduduk asli?

Dari begitu banyaknya kekayaan alam yang dihadirkan di Maluku Utara, adalah bacan sebuah nama pulau, nama kerajaan, sekaligus juga nama batu mulia yang telah melambungkan namanya ke mancanegara. Untuk yang terakhir itu, bacan sebagai nama jenis batu mulia telah tersohor hingga ke luar negeri bukan hanya di masa sekarang melainkan sejak abad pertengahan dimana kawasan ini menjadi pusat rempah-rempah di penjuru bumi.
Walaupun pamor batu bacan menguat beberapa tahun belakangan di kalangan peminat batu mulia namun sebenarnya orang di kawasan empat kerajaan Maluku (Terante, Tidore, Jailolo, dan Bacan) sudah mengetahui jauh sebelumnya. Nama pulau penghasil batu bacan sendiri adalah Pulau Kasiruta. Akan tetapi, penisbahan nama bacan diawali dari tempat pertama kali batu itu diperdagangkan, yaitu Pulau Bacan yang tidak seberapa jauh jaraknya dari Pulau Kasiruta.
Batu bacan adalah ‘batu hidup’ karena kemampuannya berproses menjadi lebih indah secara alami ataupun cukup dengan mengenakannya setiap hari dalam bentuk cincin, kalung, ataupun kepala sabuk. Batu bacan dengan inklusi atau serat batu yang banyak secara perlahan akan berubah menjadi lebih bersih (bening) dan mengkristal dalam waktu puluhan tahun.
Misalnya, batu bacan warna hitam secara bertahap mampu berubah menjadi hijau. Tidak cukup berproses sampai di situ, berikutnya batu ini masih bisa berubah lagi dalam proses ‘pembersihan’ sehingga menjadi hijau bening seperti air. Untuk mempercepat proses tersebut  biasanya pemilik batu bacan akan terus-menerus memakainya hingga barganti warnanya.
Bukan hanya bisa ‘hidup’ berubah warna secara alami, batu bacan juga untuk beberapa jenis dapat menyerap senyawa lain dari bahan yang melekatinya. Seperti sebutir batu bacan hijau doko yang dilekatkan dengan tali pengikat berbahan emas mampu menyerap bahan emas tersebut sehingga bagian dalam batunya muncul bintik-bintik keemasan.
Kehebatan batu bacan yang berubah warna secara alami dan mencerap bahan melekatinya itulah yang membuat pecinta batu mulia di luar negeri dari China, Arab, dan Eropa tercengang dan kagum terhadapnya. Selain itu, batu bacan juga memiliki tingkat kekerasan batu 7,5 skala Mohs seperti batu jamrud dan melebihi batu giok. Dengan keistimewaan dan keunggulan batu bacan itulah banyak pecinta batu mulia dari luar negeri memburunya sejak tahun 1994. Di Indonesia sendiri batu ini baru popular belakangan sejak 2005 dimana sekarang harganya sangat mahal serta kurang masuk akal bagi orang awam.
Eksplorasi batu bacan sendiri di Pulau Kasiruta tidaklah mudah karena perlu penggalian tanah hingga lebih dari 10 meter. Penambang batunya perlu mencari di tanah terdalam demi mencari urat-urat galur batu bacan. Meski lebih identik dengan warna hijau, batu bacan sebenarnya memiliki ragam warna lain seperti kuning tua, kuning muda, merah, putih bening, putih susu, coklat kemerahan, keunguan, coklat, bahkan juga beragam warna lainnya hingga 9 varian.
Batu bacan dikenal telah menjadi perhiasan hampir setiap warga sejak masa empat kesultanan (Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan) di Maluku Utara, baik itu oleh pria maupun wanita. Bahkan, batu bacan terbaik menjadi penghias mahkota para sultan yang masih ada hingga saat ini seperti pada mahkota Kesultanan Ternate. Sering pula batu ini menjadi hadiah bagi tamu yang menyambangi pulau-pulau di Maluku. Tahun 1960 saat Presiden Soekarno berkunjung ke Pulau Bacan dihadiahi warga di sana berupa batu bacan. Presiden SBY juga sempat menghadiahi Presiden Amerika Serikat, yaitu Barrack Obama berupa cincin batu bacan saat datang ke Indonesia.
Jika Anda mengunjungi Ternate, Tidore, Jailolo, atau pun Pulau Bacan maka pastikan mendapatkannya untuk sebuah cenderamata. Akan tetapi, perlu kecermatan memilih atau mintalah saran orang yang memahaminya terkait keasliannya. Hindari pula membeli batu bacan ‘mati’ yang dibentuk jadi mata kalung atau mata cincin dimana terkadang batu tersebut tidak akan berkembang lagi.
Untuk panduan singkat bahwa jenis batu bacan berkualitas yang umum dikenal dan beredar di pasaran ada dua, yaitu bacan doko dan bacan palamea. Bacan doko kebanyakan berwarna hijau tua sedangkan bacan Palamea berwarna hijau muda kebiruan. Nama palamea dan doko sendiri diambil dari nama desa di Pulau Kasiruta. Kedua desa tersebut memiliki deposit batu bacan cukup banyak selain di desa Imbu Imbu dan Desa Besori. Batu bacan sendiri merupakan jenis batu krisokola yang kebanyakan berwarna hijau kebiruan. Kekerasan awal batu ini berkisar antara 3-4 pada skala Mohs. Batu Bacan berkualitas adalah yang telah mengalami proses silisifikasi sehingga kekerasannya mencapai 7 pada skala Mohs. Batu bacan yang sudah memproses alami akan terlihat mengkilat dan keras ketika sudah dipoles

Thursday, March 12, 2015

Asal usul batu Bacan

Sebagian masyarakat di Indonesia memang tengah dihebohkan dengan hobi lama yang kini tengah menjadi sebuah tren baru, yaitu hobi menggunakan batu cincin. Tren pria yang kini turut pula menghinggapi kaum wanita ini kian menjadi hobi yang berkembang manakala batu Bacan mulai dikenal secara luas di awal tahun 2010-an.

Hobi ini sebenarnya memang telah dikenal masyarakat Indonesia sejak lama. Selain untuk digunakan sebagai aksesori dan hiasan, batu-batu cantik ini juga memiliki nilai investasi jangka panjang yang cukup menggiurkan, terutama bagi para kolektor. Adapun beberapa jenis batu yang kerap dijadikan koleksi diantaranya seperti batu mulia, batu akik dan permata.
Batu-batu cantik dan unik ini tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia dan kini telah menjadi komoditi untuk dipasarkan hingga ke berbagai negara di dunia. Harganya pun bervariasi, dari mulai ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah. Adapun salah satu batu mulia yang tengah naik daun saat ini adalah batu Bacan. Sesuai dengan namanya, batu Bacan berasal dari pulau Bacan yang terletak di wilayah Maluku Utara.

Asal-usul dan sejarah batu Bacan

Berdasarkan beberapa literatur yang membahas asal-usul dan bagaimana batu ini berkembang, ternyata secara historis penambangan batu Bacan lebih banyak dihasilkan di sebuah pulau yang bernama Pulau Kasiruta. Sedangkan pemberian nama "Bacan" yang kini telah melekat dan dikenal oleh masyarakat luas sebenarnya dikarenakan Pulau Bacan adalah lokasi pertama dimana batu berwarna dominan hijau semburat biru itu pertama kali diperdagangkan.

Lama sebelum menjadi populer seperti sekarang ini, sebenarnya peminat batu Bacan ini sudah ada sejak dulu. Orang-orang dari kerajaan Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan sendiri sudah mulai menggunakannya sebagai perhiasan semenjak berabad-abad lalu.

Keunikan dan keistimewaan Batu Bacan

Kandungan mineral Batu Bacan yang bernama latin Chrysocolla Chalcedony ini merupakan perpaduan antara mineral Chrysocolla yang memberikan efek warna biru kehijauan serta mineral Chalcedony yang membuat batu ini menjadi sangat keras, yaitu dengan tingkat kekerasan 7 skala Mohs. Sebenarnya mineral bernama Chrysocolla ini merupakan batuan kapur dengan tekstur yang lunak. Namun menjadi keras saat bersenyawa dengan mineral Chalcedony. Posisi kepulauan Indonesia yang berada di wilayah Cincin Api Pasifik atau "Ring Of Fire" dengan banyak gunung api aktif secara geologis mampu menyebabkan terbentuknya batuan-batuan unik ini secara alami.

Bacan juga dikenal dengan istilah "batu hidup" yang artinya batu ini mampu berubah warna menjadi jauh lebih indah lagi atau yang secara istilah disebut sebagai super kristal. Kemampuan batu Bacan untuk berubah warna menjadi lebih cerah dalam ilmu gemologi karena disebabkan oleh kandungan Chrysocolla yang secara berangsur-angsur bergerak memisahkan diri dan keluar dari unsur Chalcedony melalui serat-seratnya. Pemisahan ini bahkan jauh lebih cepat apabila digunakan sebagai perhiasan sebab proses tersebut bisa dipengaruhi oleh suhu tubuh manusia yang cenderung hangat.
Jenis dan ragam batu bacan
Jenis dan ragam batu bacan

Perbedaan Batu Bacan Doko dan Batu Bacan Palamea

Bacan Doko memiliki warna yang lebih bervariasi dan beragam. Warna yang paling populer dan paling digemari adalah yang berwarna hijau cincau. Batu ini memiliki warna yang agak kehitaman dari luar namun akan berwarna hijau, biru laut, kuning, coklat teh atau warna kembang jika disinari dengan menggunakan lampu senter. Batu Bacan Doko juga ada yang berwarna hampir mirip dengan bacan Palamea yang berwarna bening, namun memang sangat jarang dan langka. Proses perubahan atau metamorfosis pada batu Bacan Doko lebih cepat jika dibandingkan dengan bacan Palamea. Oleh sebabnya batu ini kerap menjadi incaran para penghobi dan kolektor batu mulia.

Batu bacan Palamea umumnya memiliki satu warna hijau muda cerah. Komposisi kandungan kapur (Chrysocolla) bacan Palamea lebih banyak dibandingkan dengan bacan Doko. Seiring dengan perubahannya, batu bacan Palamea akan menghasilkan warna hijau seperti giok dengan tekstur halus yang mengkristal (tembus jika disinari dengan lampu senter). Keindahannya inilah yang membuat batu bacan Doko diburu oleh para kolektor batu mulia.

Popularitas Batu Bacan

Kepopuleran batu Bacan dipercaya bermula pada tahun 2010 dimana saat itu Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono disebut-sebut memberikan sebuah batu berwarna hijau kepada Presiden Amerika Serikat, Barack Obama sebagai cinderamata. Beberapa sumber menyebutkan jika sebenarnya batu berwarna hijau tersebut adalah batu giok Garut yang memiliki kemiripan dengan batu giok Tiongkok. Namun sentimen pasar mampu menggiring opini jika batu tersebut merupakan batu Bacan yang disinyalir memiliki harga yang fantastis, yaitu bernilai hingga 3 milyar rupiah.

Isu positif yang dihembuskan terhadap batu Bacan akhirnya mampu mendongkrak harga jual batu Bacan yang semula berkisar di angka ratusan ribu, kini bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Hal ini pula yang akhirnya membuat batu Bacan khas dari Maluku tersebut diminati bukan hanya dari pasar lokal, akan tetapi juga dari mancanegara.

Ciri-ciri batu Bacan yang asli

1. Mampu menggores kaca
Hampir sama dengan cara membedakan batu akik dan batu mulia asli yaitu apabila digesekkan ke sebuah kaca maka kaca tersebut akan tergores. Hal ini disebabkan karena tekstur batu yang jauh lebih keras dibanding kaca hingga mampu membuat kaca tergores.

2. Berserat
Jika ada istilah tak ada gading yang tak retak, maka begitu pun halnya dengan batu. Semua batu pasti memiliki serat meskipun sangat halus. Jadi apabila ada batu yang benar-benar mulus tanpa serat, maka justru malah dipertanyakan keasliannya.

4. Perangkat layar sentuh
Pembuktian dengan perangkat komunikasi layar sentuh/touchscreen (ponsel, iPad dan sebagainya) kerap menjadi salah satu jenis cara alternatif yang sering dipakai untuk mengetes keaslian dari batu Bacan. Meskipun belum ada penelitian ilmiah yang menyebutkan alasan mengapa batu Bacan bisa mengoperasikan perangkat layar sentuh, namun sebagian orang percaya bahwa kandungan mineral serta medan magnet yang terdapat pada batu Bacan menjadi salah satu faktor pemicunya. Untuk saat ini, pembuktian ini hanya berhasil dilakukan pada batu Bacan saja.

3. Bersertifikat
Sebagian batu Bacan yang asli kini telah dilengkapi dengan sertifikat. Namun biasanya batu bacan yang bersertifikat memiliki harga yang lebih mahal daripada yang tidak bersertifikat.

4. Gemolog
Untuk batu bacan yang tidak bersertifikat, Anda bisa cek keasliannya dengan cara meminta bantuan kepada gemolog atau pakar batu mulia.
Khasiat batu bacan – Batu dengan ciri khas warna hijau ini merupakan batu permata populer dan menjadi incaran kolektor dan penggemar. Batu ini banyak ditemukan di Desa Doko dan Desa Palamea sehingga batu ini diberi nama asal ditemukannya yaitu bacan doko dan bacan palamea.
Selain kedua jenis batu tersebut ad juga yang disebut dengan nama bacan obi ditemukan di pulau obi ketiganya berada pada wilayah kecamatan yang sama yaitu Bacan, hanya saja untuk yang ketiga jenis batu ini yang paling terkenal adalah palamea dan doko
 batu bacan 
Khasiat batu bacan sendiri, sama halnya dengan batu jenis lain yang dipercaya mengandung energi alam yang tersimpan secara alami dalam batu. Berhubung batu ini disetarakan dengan batu giok dengan ciri khas warna hijau maka batu ini dipercaya memiliki khasiat untuk menenangkan pikiran, menyeimbangkan emosi dan menetralisir energi negatif dalam tubuh pemakainya
Batu bacan, baik jenis doko atau palamea memiliki keunikan yang tidak dimiliki jenis batu lainnya dan sering disebut batu hidup atau batu bernyawa lantaran batu ini bisa mengkristal sendiri meskipun sudah dijadikan batu cincin atau telah diangkat dari tempatnya mengendap sejak ribuan atau bahkan jutaan tahun dalam perut bumi.

Sedangkan batu obi memiliki ciri warna merah, namun tidak punya kelebihan seperti yang terdapat pada doko dan palamea, namun termasuk jenis batu yang juga di gemari banyak pengemar batu sehingga batu ini juga berharga tinggi
Khasiat Batu Bacan
Batu asal Halmahera ini sering disebut juga batu bernyawa karena memiliki keunikan yang tidak dimiliki batuan lain, khasiat batu bacan diantaranya:
  • Untuk kesehatan jiwa atau psikis
  • Menyeimbangkan dan mengatasi kelelahan jiwa pemakainya
  • Dipercaya bisa sakti
  • Meningkatkan daya pikir yang berkaitan dengan kerja otak
  • Memperkuat kerja jantung, mata dan membuat tubuh lebih enrgik
  • Percaya atau tidak kekuatan hanya milik Allah SWT
Ada 3 jenis batu bacan yang beredar dipasaran yaitu jenis palamea, doko, dan bacan obi semuanya berasal dari tempat yang sama yaitu pulau Bacan. Namun diantara ketiganya yang paling terkenal jenis doko dan palamea.
Untuk harga batu bacan doko super atau sudah terkristal secara sempurna bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Istilah dan jenis batu

Daftar nama batu permata atau batu akik dan Istilah di Indonesia dan Internasional – Bagi pemula yang baru mengenal batu mulia mungkin akan merasa kebingungan untuk mengenal satu persatu nama dan istilah permata yang ada di Indonesia. Penamaan pada batu akik atau permata, biasanya disesuaikan dengan karakteristik batu, corak, warna atau tempat ditemukannya batu itu sendiri dengan tujuan untuk memberi pemahaman.
Bagi mereka yang sudah lama berkecimpung dalam dunia permata dan sudah banyak mengenal berbagai jenis permata, mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah-istilah  yang ada di Indonesia. Misalnya Batu akik darah nama lain dari Bloodstone, Tiger eye nama lain dari mata harimau (tinggal diterjemahkan saja) itupun kalau menggunakan nama yang umum.
Ada juga nama dan istilah yang terdengar aneh seperti nama batu mata kucing nama internasionalnya tinggal diterjemahkan saja menjadi ‘Cat Eye’ ada juga nama batu akik kinyang air, nama internasionalnya, Apa Ayo?

Berikut ini beberapa nama dan istilah batu akik atau permata di Indonesia dan Internasional
NO INTERNASIONAL : INDONESIA
1. Biru Lazuardi : Lapis Lazuli
2. SunStone : Biduri Surya
3. BloodStone : Akik Darah/Naga Sui
4. Rose Quartz : Kuarsa Mawar
5. Rock Crystal : Kecubung Es
6. Green Jasper : Badar Lumut
7. Emerald : Zamrud
8. Ruby : Merah Delima
9. Tiger’e Eye : Mata Macan/Biduri Sepah
10. Green Obsidian : Zamrud Kalimantan
11. Hawk’s Eye : Mata Elang
12. Bixbite : Red Beryl
13. Idocrase : Sungai Dareh/Bio Solar Aceh
14. Chrysocolla : Batu Bacan
15. Opal : Batu Kalimaya
16. Agate : Akik
17. Jade : Giok
18. Rhodochrosite : Ruby Borneo
19. Pearl : Mutiara
20. Iolite : Safir Air
21. Kyanite : Safir Australia
22. Diamond : Intan/Berlian
23. Amethyst : Kecubung
24. Smoky Quartz : Kecubung Teh
25. Prasiolite Quartz  : Kecubung Hijau
26. Pyrite : Badar Emas
27. Petrified Shell : Kol Buntet
28. Textite : Batu Meteor
29. Chalcedony : Yaman
30. Red Jasper : Ati Ayam
31. Petrified Sea Coral : Badar Tawon
32. Labradorite : Laburador
33. Turquoise : Pirus
34. Cat’s Eye : Mata Kucing
35. MoonStone Feldspar : Biduri Laut
36. Rutilated Quartz : Kecubung Rambut
37. Moonstone : Biduri Bulan
38. Chalcedony : Spritus/Lavender
Sebenarnya masih banyak lagi jenis permata lain yang tidak kami tulis dalam daftar jika ada yang mau menambahkan silahkan …..
Advertisement

Wednesday, March 11, 2015

Bacan Obi

Batu Obi adalah jenis batu akik atau permata asal pulau obi Halmahera Maluku Utara berkualitas dan memiliki potensi besar sebagai permata berkualitas internasional, mengingat batu permata yang dihasilkan dari penambangan masyarakat setempat saat ini.
Menurut Muhammad Bakri salah seorang investor, bahwa batu obi yang saat ini ditambang masyarakat setempat masih dianggap sebagai kulit batuan mulia dan belum masuk pada inti batu mulia yang sebenarnya.
bacan obi 
Dengan demikian jika batuan mulia yang saat ini banyak ditemukan masih berupa kulit dari batuan mulia, berarti ada inti batu mulia obi yang berkualitas sangat baik sehingga berpotensi besar untuk menjadi salah satu batu mulia primadona dipasaran internasional.

Sebenarnya saat ini jenis batu ini telah menjadi incaran banyak kolektor manca negara bahkan harga batu obi telah mengalami kenaikan walaupun masih belum mengalahkan jenis batu bacan doko yang seringkali menjadi incaran banyak penghobi
Selama ini Halmahera memang sudah dikenal dengan penghasil batu permata bertaraf internasional seperti Batu Bacan doko atau palamea bahkan batu ini telah menjadi salah satu batu permata terkenal asal Indonesia. Di Korea batu ini dikenal dengan nama Green Jade dan masuk jajaran batu berharga tinggi di pasaran internasional

Baca : Batu Bacan
Dari banyak informasi kedua jenis batu ini antara batu obi atau juga dikenal dengan sebutan batu bacan obi memiliki ciri dan karakter berbeda meskipun kedua batu tersebut ditemukan di wilayah yang sama. Batu bacan misalnya, memiliki daya tarik tersendiri bagi para kolektor karena dipercaya oleh sebagain pencinta batu sebagai batu bernyawa, karena semakin lama batu ini disimpan akan semakin berkualitas dan warna akan berubah dan mengkristal secara alami
Berbeda dengan batu bacan obi yang tidak bisa mengalami perubahan warna meskipun sudah disimpan lama, namun demikian batu ini termasuk batu dengan harga tinggi untuk ukuran sebesar batu cincin bisa mencapai harga diatas Rp. 2 juta bakan mungki saat ini harga semakin tinggi mengingat tingginya permintaan batu permata di pasaran baik lokal maupun manca negara

Friday, February 27, 2015

Tentang Batu Bacan, Jenis, Khasiat, Keunikan dan Harganya yang Mahal

Ini Asal Usul Batu Permata Bacan yang Kini Digandrung Kolektor

IMG_20140719_182910-1 


Batu bacan sudah dikenal sejak tahun 1960an. Batu bacan ini terdapat di pulau Kasiruta bukan pulau Bacan, Karena pusat pemerintahan terdapat di Labuha, pulau Bacan maka batu tersebut dinamai batu bacan. Pada masa itu, jenis batu bacan yang digemari masyarakat adalah warna hati hiu, kembang super dan warna biru.

Kenapa dikatakan batu bacan warna kembang super?  karena terdiri atas 3-4 warna.
Nah, orang yang menggosok batu bacan pertamakali bernama Muhammad tinggal di desa Amasing, Bacan.Dulu, batu bacan tidak dihargai semahal seperti sekarang karena dulu tidak ada pembeli lokal dan pembeli dari luar daerah.

Pada saat itu, tidak ada masyarakat yang mencari nafkah mencari batu bacan (penambang).
Mata pencaharian masyarakat di pulau Kasiruta sebagai petani yang pergi ke kebun/ mencari damar.
Kadang mereka menemukan batu bacan di sungai atau erosi  (gunung yang longsor).
Petani yang menemukan batu bacan biasanya menukar batu bacan dengan barang-barang sembako.
Pada tahun 1990an batu bacan  berbentuk bongkahan kurang lebih 10 kg dengan jenis super pertama
kali dibeli  oleh turis dari Singapura dengan uang ribuan dolar Singapura (yang nilainya ditukar
Rupiah  pada masa itu sebesar 7 juta ).

Bapak pemilik batu bacan bernama Anongko Golf tinggal di desa Palamea, pulau Kasiruta di sebelah barat. Sekarang desa Palamea sudah  menjadi ibukota kecamatan Bacan Barat. Pembelian batu bacan oleh orang singapura dengan harga yang masa itu cukup tinggi menyebabkan batu bacan sudah mulai dikenal di kalangan penggemar batu mancanegara.Selesai kerusuhan, sekitar tahun 2005 batu bacan mulai banyak peminat.

Pembeli yang sangat berminat dengan batu bacan adalah kalangan dari Suku Tionghoa. Mereka membeli batu bacan dengan warna hijau dan biru.Warna yang sangat digemari dan sangat mahal adalah warna hijau dan biru.Batu bacan warna merah juga mereka cari tetapi sangat sulit didapatkan batu bacan warna merah.

Mulai tahun 2009 sampai sekarang, pembeli suku Tionghoa dari Jakarta dan Luar Negeri datang langsung  membeli bongkahan batu bacan ke lokasi penambangan di pulau Kasiruta dengan harga yang sangat mahal hingga ratusan juta lebih. Sekarang ini, bongkahan batu bacan sudah sulit didapat.
Ada penambang batu bacan mencari batu bacan bisa mendapatkan 1-2 minggu, ada juga selama berbulan-bulan tidak mendapatkan batu bacan di lokasi.

Penambang batu bacan selain penduduk lokal, ada juga yang berasal dari Manado, tetapi mereka tidak bertahan lama karena ongkos hidup penggalian sangat besar dan medan/ lokasi penambangan sangat sulit.Ada penambang batu bacan yang meninggal  jatuh korban karena  tertimpa batu,
tertimpa pohon, dan ada juga yang sakit.Masyarakat penggemar batu di luar Maluku Utara yang mengenal batu bacan, mereka heran kenapa sangat mahal batu bacan.

Memang batu bacan mahal karena batu bacan sangat unik dan aneh. Terbanyak orang berpikir batu bacan seperti batu permata pada umumnya yang pertama kali ditemui harus jernih dan bening. Saya sarankan anda membuktikan apakah pernyataan saya bohong atau tidak, belilah batu bacan yang
sudah bentuk mata cincin atau berbentuk bongkahan proses yang anda/pengrajin anda gosok sendiri.
Contoh batu bacan warna hitam, anda pakai mata cincin batu bacan itu bersentuhan langsung dengan
kulit anda sehingga proses beningnya batu bacan lebih cepat dengan bantuan panas tubuh (batu bacan adalah batu yang hidup).

Mengapa batu bacan dikatakan batu proses? Karena batu bacan sangat luar biasa, saya saja pendatang asal Jakarta saja  terheran-heran kenapa batu yang  tadinya hitam, dalam beberapa bulan berubah menjadi hijau. Batu yang tadinya disenter tidak tembus dan berwarna hitam, sekarang hitamnya sudah menjadi titik-titik dan berubah warnanya menjadi hijau yang sudah tembus.

Hati-hati banyak batu lain yang mirip dengan batu bacan. Batu tersebut pada umumnya ditemui pertama kali langsung bening. Ada batu bacan yang tidak proses, batu sudah mati. Dagingnya dan warna batunya bagus, tetapi batu tersebut sudah tidak memiliki cahaya.
Contoh batu yang sudah mati (tidak proses lagi) akan saya kupas pada posting di lain waktu.
Sumber: batubacan.com